Peran Teknologi dalam
Pendidikan ditengah Pandemi Covid 19
Covid-19 atau
yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus
yang menular ke manusia. Virus ini menyerang sistem pernapasan manusia.
Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan, Ibu Kota
Provinsi Hubei China dan sejak saat itu mulai menyebar secara global ke seluruh
penjuru dunia tanpa kecuali yang mengakibatkan pandemi covid-19 yang sedang
berlangsung.
Pandemi covid-19 ini
mengakibatkan beberapa kegiatan sehari-hari sedikit terganggu, Menteri PAN_RB (Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) Tjahjo Kumolo mengeluarkan surat
edaran baru yang pada intinya menyatakan perpanjangan masa bekerja dari rumah
(work from home) dan penyesuaian sistem kerja. Akan tetapi bukan berarti
pelayanan publik ditiadakan, baik pelayanan publik terkait ruang lingkup
barang, jasa, maupun administrasi dapat dilakukan secara online atau jika
terdapat pelayanan manual harus melakukan pengecekan suhu pengguna layanan,
menyediakan tempat cuci tangan atau handsanitizer dan menjaga jarak.
Hal tersebut juga
berlaku bagi pendidikan, dengan dihapuskannya Ujian Nasional, belajar di rumah
melalui aplikasi tertentu, kuliah daring, bimbingan dan seminar daring
merupakan contoh pelayanan bidang pendidikan yanng mempercepat penerapan
pendidikan era revolusi 4.0. Dari beberapa kasus diatas menuntut peran
teknologi dalam bidang pendidikan di tengah pandemi covid-19, para tenaga
pendidik dan peserta didik diharapkan dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan
teknologi.
Pemberlakuan kebijakan social
distancing atau physical distancing yang menjadi dasar
pelaksanaan belajar dari rumah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media
pembelajaran yang secara tiba-tiba, tidak heran membuat tenaga pendidik dan
peserta didik kaget termasuk orang tua. Pembelajaran berbasis teknologi memang
sudah diberlakukan dalam beberapa tahun terakhir dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Namun, pembelajaran daring yang berlangsung selama pandemi covid-19
membuat kaget hampir disemua lini, dari kabupaten/kota, provinsi, pusat bahkan
dunia internasional. Karena banyak tenaga pendidik, peserta didik maupun
masyarakat yang belum siap menghadapi era revolusi 4.0, pembelajaran daring di
tengah pandemi covid-19 ini seakan-akan memaksa semua manusia harus siap
terhadap perkembangan teknologi saat ini. Jika dilihat dalam perspektif
sosiologi, kebijakan ini merupakan langkah yang tepat dilakukan dalam kondisi
seperti ini. Dalam ilmu sosiologi, interaksi sosial tidak hanya dapat dilakukan
secara tatap muka saja akan tetapi dapat dilakukan melalui media cetak,
teknologi atau media sosial. Pandemi covid-19 ini dilabeli oleh masyarakat
sebagai permasalahan internasional yang sangat serius karena keadaan covid-19
berstatus darurat bencana non-alam.
Keberadaan teknologi
saat ini dinilai sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai penunjang dalam
melakukan berbagai kegiatan baik dalam melakukan pekerjaan maupun dalam hal
pendidikan. Tenaga pendidik dapat memanfaatkan teknologi sebagai media
pembelajaran atau perantara dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta
didik melalui beberapa aplikasi, seperti aplikasi zoom, spada, google
classroom, google meeting atau dapat pula melalui whatsapp group. Dengan
menggunakan media pembelajaran diatas tenaga pendidik dapat membuat penjelasan
materi yang menarik dan tidak monoton agar peserta didik tertarik dan tetap
semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar terssebut.
Akan tetapi banyak
peserta didik yang mengeluhkan bahwa pembelajaran secara online dinilai kurang
efektif karena para peserta didik dituntut belajar secara otodidak (sendiri)
banyak orang tua yang tidak bisa mengajari materi yang ada dibuku, dan hanya
bisa membimbing putra-putrinya saja, terkendala oleh jaringan Web, teknologi
yang kurang memadai, hingga sinyal.
Dari berbagai keluhan
diatas dapat menjadi tantangan bagi para tenaga pendidik, bagaimana cara mereka
tetap memberikan motivasi kepada peserta didik dalam melakukan pembelajaran
online ini. Seorang tenaga pendidik harus mampu menginovasi dirinya dan peserta
didik, maksudnya guru disini harus mampu membangkitkan semangat motivasi
peserta didik dengan penjelasan materi dan tugas yang berbeda dengan berbagai
metode belajar yang menarik. Dengan pembelajaran online ini tenaga pendidik
tidak boleh lupa akan tugasnya untuk tetap memberikan penjelasan materi kepada
peserta didik dan tidak hanya memberikan tugas saja. Banyak dijumpai bahwa saat
pembelajaran online ini guru hanya memberikan tugas saja tanpa memberikan
penjelasan sebelumnya. Hal itulah yang membuat semangat belajar peserta didik
menurun, karena mereka merasa terbebani oleh tugas yang menumpuk.